Wisata Gunung Kelud DESA Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri (Jatim), Minggu pagi 21 Januari 2001. Puluhan penduduk tampak mengangkuti tetumbuhan, buah-buahan, dan kayu-kayuan yang mereka ambil dari kawasan hutan Gunung Kelud, dengan menggunakan sepeda motor. Para penduduk itu dengan lincah melintasi jalan desa selebar kurang lebih lima meter, yang beberapa sisinya banyak berlubang. Siapa pun yang melewati jalan itu memang harus berhati-hati, agar jangan sampai terpelanting jatuh gara-gara lubang di tengah jalan. Sugihwaras adalah desa terakhir sebelum seseorang memasuki kawasan Gunung Kelud. Sekitar satu kilometer di atas Sugihwaras, terdapat areal perkebunan milik Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Margomulyo, Pemerintah Kabupaten Kediri.
Gunung Kelud diabadikan dari udara. SIAPA pun akan merasa nyaman jika melewati ratusan hektar kebun tebu dan kopi milik PDP Margomulyo, di kanan kiri jalan. Hawa yang sejuk di pagi hari, disemarakkan oleh kicau burung yang terbang ke sana ke mari.
Dari Sugihwaras, harus ditempuh sepuluh kilometer lagi sebelum sampai ke kawah Kelud. Walaupun sudah beraspal, namun bagi mereka yang membawa mobil, jangan harap dapat mengemudikannya hingga mendekati kawah. Pasalnya, jalan aspal itu hanya selebar dua meter.
Jika memang akan memasuki jalan menuju kawah, pengemudi juga harus tetap waspada, karena dari arah berlawanan sering muncul penduduk yang membawa tetumbuhan dan kayu, dan biasanya meluncur dengan kecepatan tinggi. Jangankan mobil. Pengendara sepeda motor pun harus merapat ke sisi kiri untuk menghindari tabrakan. Jika tidak, siapa pun harus siap 'tertampar' sebongkah tumbuhan atau setumpuk kayu.
Lepas dari papasan dengan penduduk, masih ada rintangan lain. Beberapa sisi jalan menuju kawah banyak yang longsor dan licin, terutama jika setelah turun hujan. Akibatnya, lengah sedikit saja, siapa pun dapat terperosok ke dalam jurang.
"Lolos" dari jalan berliku-liku menuju daerah kawah bukan berarti mudah memasuki kawah. Sebab, jalan aspal sudah habis di sekitar dua kilometer menjelang kawah. Sehingga, satu-satunya cara menuju kawah, adalah dengan berjalan kaki melintasi jalanan berbatu.
Dengan demikian, siapa pun yang mengendarai sepeda motor, harus rela meninggalkan kendaraannya tanpa pengamanan dari siapa pun. Atau, ia harus ikhlas untuk tidak ke kawah, alias menikmati pemandangan tebing dan pemandangan Kota Kediri bagian bawah dari tempat itu. Setelah itu, pulang tanpa menyaksikan kawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar